Kamis, 24 Juli 2014

Presiden Baru

Untuk postingan gue yang kali ini, memang cukup berbeda dari biasanya... Karena, untuk yg kemaren-kemaren mungkin gue nge-review mulai dari film, novel, kisah percintaan, tapi yang ini gue akan tulis tentang berbau politik. Mungkin temanya agak sedikit berat, untuk jiwa-jiwa yang masih terikat di jeratan kasur yang fana. Apalagi di jam-jam sekarang ini. Makanya dari itu, disarankan sebelum membaca ini lebih baik bersihkan wajah minimal cuci muka lah, kalau masih terasa malas untuk mandi... yak, mandi memang menjadi momok yang sulit di kalahkan oleh beberapa, bahkan hampir semua orang ketika liburan tiba.... Ok


Rabu, 9 juli 2014 merupakan tanggal yang ditunggu-tunggu oleh rakyat Indonesia. Karena di hari itu, bagi rakyat yg telah mempunyai hak pilih dianjurkan untuk memilih satu dari dua calon presiden yang terpilih. Sebenarnya tidak ada yang berbeda dari pilpres sebelumnya yg di gelar setiap 5 tahunan ini (seharusnya). Tapi, banyak orang-orang fanatik yg mendukung calonnya terlalu berlebihan. Mungkin, kalau hanya sekedar membuat poto editan yg melambangkan capres tertentu, atau membuat video parodi yg di unggah di situs jejaring sosial, gue rasa itu wajar. Malahan, itu termasuk bagian dari kreatifitas  yg mesti di apresisasi. Faktanya, seperti yg gue bilang di atas, orang-orang yg fanatik terhadap capresnya malah membuat “rusuh”.... Mulai dari menyebarkan fitnah, menghujat, bahkan dengan mudahnya mencap seseorang kafir, karena berbeda pilihan dengannya.... Miris.. (iya).  Bahkan, media yang seharusnya netral malah “ikut-ikutan”. Mereka mulai mengabaian kode etik jurnalistik yg selama ini menjadi junjungan. *uhuk, gue anak fikom. Hal-hal yg seperti inilah yg membuat gue (mungkin yg lain juga merasakan yg sama), merasa “gerah” dengan sifat mereka..  Dan gue pikir, setelah tgl 9 ini berlalu semuanya akan kembali normal, tapi ternyata TIDAKKKKKK.............

Beberapa lembaga survey quick count (hitung cepat), mulai menampilkan “hasil” sementara. Dan (lagi-lagi), menyatakan kedua calon tersebut menang. Aneh? ya, memang... Bingung? pasti... Kedua calon tersebut pun, merasa berbunga-bunga sehingga mendeklarasikan bahwa mereka lah “sang pemenangnya”. Gue juga makin gak ngerti dengan perilaku mereka ini, padahal hasilnya nanti baru akan di umumkan oleh KPU secara resmi NANTI, tgl 22 juli.

Beberapa lembaga survey quick count (hitung cepat), mulai menampilkan “hasil” sementara. Dan (lagi-lagi), menyatakan kedua calon tersebut menang. Aneh? ya, memang... Bingung? pasti... Kedua calon tersebut pun, merasa berbunga-bunga sehingga mendeklarasikan bahwa mereka lah “sang pemenangnya”. Gue juga makin gak ngerti dengan perilaku mereka ini, padahal hasilnya nanti baru akan di umumkan oleh KPU secara resmi NANTI, tgl 22 juli.


Dan, setelah pengumuman resmi dari KPU ini gue berharap kepada “kalian” yg berseteru kemarin, sudahlah yuk baikan... banyak dari mereka yg bermusuhan gara-gara memilih 1 atau 2... Padahal, kita telah melupakan yg no 3, yaitu persatuan Indonesia (pancasila).


Untuk pasangan capres no 1, bukankah, waktu kemarin bapak telah “pedenya” mengakui menang? Tapi, mengapa setelah ada hasilnya malah meminta penghitungan ulang? ikhlaskan lah pak, sabar, legowo. Bukankah menerima kekalahan itu ciri dari seorang ksatria yg sebenarnya?


Untuk pasangan capres no urut 2, selamat atas terpilihnya bapak menjadi pemimpin baru. Selamat telah memikat hati rakyat. Selamat memimpin rakyat Indonesia dengan beraneka ragam kemauannya... Pesan gue (termasuk seluruh rakyat Indonesia), agar bapak bisa menjalankan apa yg dulu pernah disampaikan waktu jaman kampanye. Meneruskan pekerjaan dari presiden sebelumnya yg belum terselesaikan.  Banyak memang yg harus di kerjakan, tapi kami yakin bapak mampu melaksanakannya.


Oh ya, satu lagi penutup.... Untuk sang presiden baru, tolong dengan sangat...sangat..... Pada saat pelantikannya nanti di bulan oktober. Kami harap, bapak perhatikan betul kata per kata dalam kalimat yg diucapkan, sebagai SUMPAH...  ya sumpah, yg harus betul-betul di resapi dalam hati sanubari yg paling dalam. Karena, selain sumpah tersebut menjadi amanah dari 53% sekian rakyat, juga sumpah tersebut diucapkan di atas kitab suci AL- QUR’AN... Yak, kami tahu bapak memang sudah tak asing lagi dengan ini, karena sudah 2 kali merasakannya kan pak? karena, kami tak ingin setelah mengucap sumpah ini, ternyata bapak mengundurkan diri (lagi)...................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar