Untuk
postingan gue yang kali ini, memang cukup berbeda dari biasanya... Karena,
untuk yg kemaren-kemaren mungkin gue nge-review mulai dari film, novel, kisah
percintaan, tapi yang ini gue akan tulis tentang berbau politik. Mungkin
temanya agak sedikit berat, untuk jiwa-jiwa yang masih terikat di jeratan kasur
yang fana. Apalagi di jam-jam sekarang ini. Makanya dari itu, disarankan
sebelum membaca ini lebih baik bersihkan wajah minimal cuci muka lah, kalau
masih terasa malas untuk mandi... yak, mandi memang menjadi momok yang sulit di
kalahkan oleh beberapa, bahkan hampir semua orang ketika liburan tiba.... Ok
Rabu,
9 juli 2014 merupakan tanggal yang ditunggu-tunggu oleh rakyat Indonesia.
Karena di hari itu, bagi rakyat yg telah mempunyai hak pilih dianjurkan untuk
memilih satu dari dua calon presiden yang terpilih. Sebenarnya tidak ada yang
berbeda dari pilpres sebelumnya yg di gelar setiap 5 tahunan ini (seharusnya).
Tapi, banyak orang-orang fanatik yg mendukung calonnya terlalu berlebihan. Mungkin,
kalau hanya sekedar membuat poto editan yg melambangkan capres tertentu, atau
membuat video parodi yg di unggah di situs jejaring sosial, gue rasa itu wajar.
Malahan, itu termasuk bagian dari kreatifitas
yg mesti di apresisasi. Faktanya, seperti yg gue bilang di atas, orang-orang
yg fanatik terhadap capresnya malah membuat “rusuh”.... Mulai dari menyebarkan
fitnah, menghujat, bahkan dengan mudahnya mencap seseorang kafir, karena
berbeda pilihan dengannya.... Miris.. (iya).
Bahkan, media yang seharusnya netral malah “ikut-ikutan”. Mereka mulai
mengabaian kode etik jurnalistik yg selama ini menjadi junjungan. *uhuk, gue
anak fikom. Hal-hal yg seperti inilah yg membuat gue (mungkin yg lain juga
merasakan yg sama), merasa “gerah” dengan sifat mereka.. Dan gue pikir, setelah tgl 9 ini berlalu
semuanya akan kembali normal, tapi ternyata TIDAKKKKKK.............
Beberapa
lembaga survey quick count (hitung cepat), mulai menampilkan “hasil” sementara.
Dan (lagi-lagi), menyatakan kedua calon tersebut menang. Aneh? ya, memang... Bingung?
pasti... Kedua calon tersebut pun, merasa berbunga-bunga sehingga
mendeklarasikan bahwa mereka lah “sang pemenangnya”. Gue juga makin gak ngerti
dengan perilaku mereka ini, padahal hasilnya nanti baru akan di umumkan oleh
KPU secara resmi NANTI, tgl 22 juli.
Beberapa
lembaga survey quick count (hitung cepat), mulai menampilkan “hasil” sementara.
Dan (lagi-lagi), menyatakan kedua calon tersebut menang. Aneh? ya, memang... Bingung?
pasti... Kedua calon tersebut pun, merasa berbunga-bunga sehingga
mendeklarasikan bahwa mereka lah “sang pemenangnya”. Gue juga makin gak ngerti
dengan perilaku mereka ini, padahal hasilnya nanti baru akan di umumkan oleh
KPU secara resmi NANTI, tgl 22 juli.
Dan,
setelah pengumuman resmi dari KPU ini gue berharap kepada “kalian” yg berseteru
kemarin, sudahlah yuk baikan... banyak dari mereka yg bermusuhan gara-gara
memilih 1 atau 2... Padahal, kita telah melupakan yg no 3, yaitu persatuan
Indonesia (pancasila).
Untuk
pasangan capres no 1, bukankah, waktu kemarin bapak telah “pedenya” mengakui menang?
Tapi, mengapa setelah ada hasilnya malah meminta penghitungan ulang? ikhlaskan
lah pak, sabar, legowo. Bukankah menerima kekalahan itu ciri dari seorang
ksatria yg sebenarnya?
Untuk
pasangan capres no urut 2, selamat atas terpilihnya bapak menjadi pemimpin
baru. Selamat telah memikat hati rakyat. Selamat memimpin rakyat Indonesia
dengan beraneka ragam kemauannya... Pesan gue (termasuk seluruh rakyat
Indonesia), agar bapak bisa menjalankan apa yg dulu pernah disampaikan waktu
jaman kampanye. Meneruskan pekerjaan dari presiden sebelumnya yg belum
terselesaikan. Banyak memang yg harus di
kerjakan, tapi kami yakin bapak mampu melaksanakannya.
Oh ya,
satu lagi penutup.... Untuk sang presiden baru, tolong dengan
sangat...sangat..... Pada saat pelantikannya nanti di bulan oktober. Kami
harap, bapak perhatikan betul kata per kata dalam kalimat yg diucapkan, sebagai
SUMPAH... ya sumpah, yg harus
betul-betul di resapi dalam hati sanubari yg paling dalam. Karena, selain sumpah
tersebut menjadi amanah dari 53% sekian rakyat, juga sumpah tersebut diucapkan
di atas kitab suci AL- QUR’AN... Yak, kami tahu bapak memang sudah tak asing
lagi dengan ini, karena sudah 2 kali merasakannya kan pak? karena, kami tak
ingin setelah mengucap sumpah ini, ternyata bapak mengundurkan diri
(lagi)...................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar